Nama Choirul Muhamad Taklim
Nim 63020180029
SELESAIKAN COVID CARA SAYA
Lalu bagaimana cara menyelesaikan masalah pandemic ini yang saya lihat sampai sekarang tidak ada strategi perang nasionalnya yang ada hanya MEMBANGUN NARASI NASIONAL. Ini versi saya loh ya, kalau saya pegang mandate maka apa yang saya lakukan?
Ada baiknya kita melakukan percepatanan test PCR corona ini dan mulainya dari mana? Dari desa!!!
Gunakan kekuatan babinsa, dan jika daerah tersebut hijau, kasih gelang hijau di tangan mereka, dan lokalisir daerah tersebut. Begitu hijau, disana mereka mengerjakan apa saja seperti keseharian. Jaga perbatasannya dengan team aparat.
Semakin luas tersisir daerah hijau, maka hanya DARI PENDATANG LAH covid itu menular. Pendatang yang gelang hijau lah yang boleh masuk dan tidak boleh keluar masuk, kecuali barang.
Perluas daerah hijau, utamakan untuk kekuatan pangan. Lumbung padi, sayuran, peternakan dan berbagai kebutuhan pangan lainnya. Setiap 2 hari rakyat datang ke posyandu untuk di beri vitamin gratis. Wajib!!!
Jaga daerah hijau tadi dan perluas dan pastikan yang keluar masuk hanya barang. Di dalam daerah hijau, silahkan mengerjakan semua yang normal.
70% daerah di Indonesia adalah kaum pedesaan ini, lalu kepung kearah perkotaan, daerah kuning, yang terdapat beberapa pasien, segera hijaukan dengan bawa pasien keluar ke tempat pengobatan. Dan diamkan 14 hari daerah tersebut dengan isolasi mandiri setelah itu daerah itu jadi hijau, normal lagi. Terus hal ini di kerjakan dengan cepat semua mengepung arah kota.
Babinsa dan aparat kesehatan pertahanan dan keamanan bisa melakukan test 1 juta per hari, semua wilayah jawa dulu misalnya.
Lalu petakan.
Daerah hijau normal, daerah kuning isolasi 2 minggu, daerah merah lockdown sebulan (semua di tanggung Negara kebutuhan dasar) 9 bahan pokok. Kurang WA no babinsa setempat, akan dikirim, ada yang sakit hub babibsa akan di jemput dan tenaga medis datang.
Sekedar pembanding strategi ini desa mengepung kota di pakai oleh pemerintah china kemarin dengan mengunakan hal yang sama , hanya mereka menggunakan hal yang lebih canggih, data base dari handphone masing masing penduduk.
Di wuhan misalnya ketika di bulan januari semua orang harus men-download satu apps di ponsel mereka. Nama apps itu: baca: jian kang bao. Artinya: Sehat Itu Harta Karun.
Dengan men-download apps tersebut semua orang terhubung dengan pusat kesehatan nasional.
Sejak itu di layar ponsel penduduk muncul status kesehatan mereka masing-masing: Hijau, Kuning, atau Merah.
Ponsel telah berfungsi pula sebagai kartu kesehatan.
Kalau layar ponsel mereka warna hijau berarti diizinkan bergerak di zona hijau. Tapi kalau layar di ponselnya warna kuning mereka tidak boleh ke mana-mana. Apalagi warna merah.
Dari mana asal status kesehatan itu? Siapa yang memberi status hijau, kuning, atau merah itu?
Semua itu berasal dari big data.
Kita sekarang buat versi kita, tak perlu handphone buat semua orang kemahalan, kasih gelang karet. Karena ada babinsa yang mendata, biarkan team babinsa aparat pertahanan keamanan yang punya bigdatanya. Yang telrius menjaga perbatasan wilayah yang semakin lebar. 400.000 aparat keamanan bisa di gunakan di deploy segera.
Sesederhana hal itu.
sekarang amerika lakukan strategi lain lagi. dengan dalam waktu 1 bulan sudah melakukan 40 juta test lebih sehinga terdapat data hingga 650.000 orang amerika terpapar per hari ini. Itu karena cepatnya dilalukan test dan jujur.
Kembali kita dengan team babinsa ke desa desa, membuat zona hijau dimana mana, kebung urban kepung kota dengan zona hijau. Gabungkan big data china dari desa ke kota gabungkan dengan cepat test dan banyak test di lakukan seperti amerika. Indonesia hingga saat ini baru 36.000 test di lakukan, terlalu pelan, dan sedikit.
Biayanya ? dari pada 5.6 triliun buat pelatihan online, mending buat perangi covid. Hari gini duit segitu buat pelatihan online, mau dapat apa mereka, mau kerjain apa mereka?
Mending kasih team medic militer dan kepolisan gerak dari babanisa polsek terkecil. Berbarengan.
Buat adakan PCR test covide dari desa kekota,.
Dengan banyaknya daerah hijau di pedesaan, supplay mata rantai makan kekota tidak akan masalah, bisnis tidak terputus. Ngak perlu import.
Pejabat mikir jangan dari kota teru,s dari istana terus melihathnya. Orang sekitar istana mah kinclong kinclong, mewah mewah, makan sehat semua, punya deposito, kami rakyat UKM dan pingiran penyuplai makanan ke kota, di desa desa masak kami stay at home, ya ngak pas lah kebijakan seperti begitu.
Kami daerah hijau jangan di samain dengan kota yang sudah merah. Jangan smeua orang di duruh stay at home. Makan apa kami?
Kembali ke strategi desa mengepung kota. Kita jelaskan, pakai kaki orangik babinsa polsek dan jaringan kemanan terkecil lainnya, lalukan zoning hijau sebanyak banyaknya, dengan test covid dalam 1 bulan kedepan, saya yakin 80% wilayah Indonesia masih hijau.
Di wilayah hijau, Kerja normal semua, jaga perbatasan dengan ketat pakai big data di tangan masing masing personel keamanan daerah tersebut, tidak ada “crossing man” yang ada crsong barang.
Jadi itulah strategi yang akan saya pakai kalau di kasih mandat